Selasa, 09 Desember 2008

Kemeriahan Idul Adha

Jelang Idul adha, hari Sabtu kemaren aku didaulat mama untuk membuat kue dan pilihanku jatuh pada bolu gulung, karena prosesnya pembuatan yang ga ribet dan rasanya yummy. Akhirnya di hari Sabtu nan kelabu terciptalah bolu gulung stroberi dan bolu gulung raisin ini...


Pas hari Minggu, iseng2 ngajak Ipit nyobain resep dari tabloid Saji edisi terbaru. Hasilnya ga mengecewakan......
ni kue, di resep aslinya "brownies dark cerry" tapi berhubung ga nemu cerry hitam di PA (pasar Alai) diganti ama ama cerry merah. Menurutku, brownis ini terlalu manis, tapi rasanya emang enak. besok2 kalo bikin lagi, coba kurangi takaran gulanya deh.

Yang ini, namanya "cake sacher" adonannya memakai selai kacang krimi, pelapis antara dua kue itu pake campuran selai kacang+coklat dan diatasnya disiram dengan coklat leleh, jadi coklat+kacangnya berasaaaaaaaaaaa banget!

posted by Rhie

Kenalkan, Namaku Tenggiri!

note: tulisan ini didedikasikan untuk mengabadikan penampakan dari ikan tenggiri, biar besok2 aku selalu ingat...

Berawal dari kebiasaan mama yang hobi masak dan bagi2 masakan sama tetangga, akhirnya banyak yang tau kalo mama bisa bikin empek2. Ini karena dulunya keluargaku lama tinggal di Bengkulu dan bertetangga dengan orang Palembang, jadi si mama mendapatkan titisan ilmu darinya hehehehe....... Beberapa tetanggaku sekarang, minta diajari cara bikin empek2 dan tekwan (makanan khas Palembang), ada juga yang hanya bermodalkan ikan tenggiri minta tolong dibuatkan empek2. Nah....... tetanggaku yang satu inilah yang suka mempromosikan masakan mama ke teman2nya, jadilah kita dapat orderan 1 kg empek2.

Aku pun terinspirasi untuk mempromosikannya, alhasil orderanpun meningkat jelang idul Adha. Masalahnya nih, bahan baku utamanya berupa ikan tenggiri agak susah didapat. So, untuk memenuhi permintaan pasar (ceilaaaah....gaya bener) akhirnya pada rabu sore sepulang kantor aku dan abenk berburu tenggiri. Aku sih emang ga kenal sama si tenggiri ini, perasaan ikan tuh mirip2 semuanya. Jadi ingat kejadian beberapa waktu lalu pas mau beli ikan air tawar di PA alias Pasar Alai.

Rhie : mondar-mandir di depan bak ikan trus nanya "bu, ini ikan apa ya?"
ibu penjual ikan : "nila" (sibuk milih2 ikan yang diminta pembeli lain)
Rhie : "oh.........." sok paham sambil memperhatikan ikan2 yg sedang berenang
"kalo mujaer ga ada ya, bu?"
ibu penjual ikan : ..........tiba2 memperhatikanku dengan seksama, lalu berkata
"lah....ini mujaer,nama lain dari nila"
Rhie : sok cuek... "oh....sama ya? ya udah deh, saya beli 2 aja" hehehehe

Ya...ya...ya... pengetahuanku dalam menentukan jenis ikan emang minim banget, soalnya ga doyan makan ikan siy (kecuali kalo dah diolah jadi empek2, siomay, batagor hehehehe...) dalam rangka mensukseskan misi pencarian tenggiri ini, aku bela2in browsing di google untuk menghapal raut wajahnya, kerlingan matanya, bentuk tubuhnya yang langsing, dan susunan giginya yang rapi.Yak, berangkatlah 2 pejuang yang gagah berani menuju Pasar Raya Padang di sore hari. Masuknya dari arah Matahari yang dilewati angkot biru, terus jalan ke depan ke arah Permindo tapi sepanjang jalan kenangan kok cuma tongkol aja yg keliatan. abenk nih, bikin hapalan wajah tenggiriku jadi buyar. Tiap kali dia nanya "Rhie, itu ikan apa?" dan tiap kali pula kujawab "itu tongkol tuh (dengan sok tau)" beberapa kali dengan pertanyaan dan jawaban senada, abenk mulai nanya lagi

abenk: "Rhie, kalo yg itu ikan apaan? kok beda ama tongkol?"
Rhie : jalan terus sambil celingak-celinguk "ga tau ya...belum kenalan, tapi pastinya bukan tenggiri"
abenk : "masa sih? tau darimana? yakin itu bukan tenggiri?"
Rhie : melototin abenk "ya iyalah yakin, rie kan udah liat gambarnya di google"

sampai di sini, gambaran tenggiri yang kulihat udah mulai blur, yg keingat cuma deretan giginya yg rapi hehehehehe...... akhirnya setelah perjalanan panjang, di ujung pasarkami temukan seekor tenggiri dengan berat 2, 3 kg dan tanpa ba-bi-bu langsung dibungkus. Misi selesai..... Eh, engga ding! pas lagi nunggu si ikan dibungkus, taunya mama nelpon nanyain kenapa sore2 belum pulang. Mendengar aku dan abenk lagi nyari tenggiri, si mama langsung semangat, katanya orderan empek2 nambah lagi, jadi 2,3 kg ikan tuh blm cukup.Yasud, langsung tancap gas ke Taplau. Kali ini nyarinya lebih pede, coz udah ada model in kresek-nya nih hehehehe...... dan perburuan kami sore itu emang ga sia2 deh setelah berhasil mendapatkan tambahannya.

Sebuah proses dari ikan menjadi empek2.....


















Apalagi setelah mencicipi hasilnya...... hmmmmm....... enak banget, pokoknya ga nyesel deh!
So, bagi yang berminat jangan ragu untuk menghubungi kami ya.....

posted by Rhie

Rabu, 26 November 2008

Empek Empek 821611


Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau "cuko" (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Cuko adalah teman makan pempek yang setia, dibuat pedas untuk menambah nafsu makan.

Jenis Pempek

  • Pempek merupakan produk pangan tradisional yang dapat digolongkan sebagai gel ikan, sama halnya seperti otak-otak atau kamaboko di Jepang.

Bahan baku utamanya adalah ikan, tapioka, air, dan garam. Prinsip pengolahannya terdiri dari penggilingan daging ikan, pencampuran bahan, pembentukan, dan pemasakan.

Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.

Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti tenggiri, kakap merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah.

Jenis pempek di pasaran sangat bervariasi tergantung bahan baku dan cara pemasakannya. Jenisnya antara lain adalah pempek lenjeran, telur (kapal selam), pastel (kates), kerupuk (keriting), tahu, lenggang, panggang, serta adaan. Dari sekian jenis pempek, yang paling populer adalah lenjeran (silinder) yang adonannya merupakan adonan dasar bagi jenis pempek lainnya.

Proses Pembuatan

  • Proses pembuatan pempek adalah sebagai berikut: Daging ikan giling dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:1. Kemudian ditambah garam secukupnya.

Sambil terus diaduk, ke dalam campuran ikan dan air tersebut ditambahkan tepung tapioka sedikit demi sedikit sampai terbentuk adonan yang kalis dan tidak lengket di tangan. Pengadukan adonan bertujuan untuk membentuk adonan yang kompak dan mudah dibentuk.

Cara pembuatan sangat mempengaruhi kekenyalan dan aroma pempek, terutama pada tahap pengadukan dengan tepung tapioka untuk menghasilkan adonan yang kompak dan mudah dibentuk. Pengadukan membutuhkan keterampilan khusus agar gelembung-gelembung udara tidak terperangkap di dalam adonan.

Setelah adonan terbentuk, adonan tersebut dapat dibuat menjadi beragam jenis pempek atau makanan lain seperti tekwan, model, celimpungan, atau kerupuk kemplang. Beragam jenis pempek dapat dibuat dari adonan dasar, antara lain berbentuk bulat lonjong (lenjeran), seperti mi (keriting), atau diisi telur (kapal selam), parutan pepaya muda (pastel), tahu, dan lain-lain.

Setelah pencetakan, langkah selanjutnya adalah pemasakan. Pemasakan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu perebusan, pengukusan, penggorengan, dan pemanggangan. Proses pemasakan tersebut akan menghasilkan pempek rebus, goreng, serta panggang atau lenggang.

Untuk pempek lenjeran (panjang 15 cm dan diameter 4 cm), pemasakan dilakukan dengan perebusan, yaitu memasukkan lenjeran ke dalam panci berisi air mendidih. Pempek yang telah matang akan mengapung di permukaan air perebus dan jika ditekan dengan tangan akan terasa lembut dan kenyal sampai ke bagian dalamnya.

Lama perebusan dipengaruhi oleh ukuran lenjeran. Namun, biasanya membutuhkan waktu sekitar 20-90 menit. Proses perebusan bertujuan agar pati mengalami proses gelatinisasi, sehingga granula pati mengembang dan proteinnya terdenaturasi. Pengembangan granula pati disebabkan oleh molekul-molekul air yang melakukan penetrasi ke dalam granula dan terperangkap dalam susunan molekul-molekul amilosa dan amilopektin.

Selain dengan perebusan, pemasakan pempek dapat juga dilakukan dengan pengukusan pada suhu 80oC selama 30 menit.

Daya Tahan Simpan

  • Setelah matang, pempek diangkat, ditiriskan, dan didinginkan sesaat agar tidak cepat basi. Daya awet pempek relatif rendah, yaitu hanya tahan sekitar tiga hari pada suhu kamar.

Jika disimpan di dalam refrigerator (lemari pendingin), daya tahannya meningkat hingga sekitar empat minggu.

Kombinasi pengemasan secara vakum dan penyimpanan beku dalam freezer, dapat meningkatkan daya awet empek-empek hingga 40 hari lebih. Penyimpanan yang terlalu lama akan menyebabkan terbentuknya lendir pada permukaan produk dan menimbulkan citarasa yang tidak enak.

Produsen pempek berusaha memperpanjang daya awet dengan cara meniriskan air yang menempel pada permukaan pempek dengan kain bersih. Untuk pemasaran ke luar daerah, permukaan pempek biasanya dilumuri dengan tepung tapioka agar tetap kering.

Lamanya proses perebusan dan pengukusan harus dikendalikan supaya tidak terlalu banyak menghilangkan zat gizi. Sebagaimana diketahui, zat protein, vitamin, dan mineral dari bahan dapat larut ke dalam air perebus atau pengukus, sehingga kadarnya menjadi berkurang pada pempek.

Di restoran, pempek lebih digolongkan sebagai makanan pembuka (appetizer), yaitu jenis makanan yang dihidangkan dalam keadaan panas atau dingin, yang disajikan pada permulaan dari suatu urutan makanan lengkap.

Penelitian tahun 1980 menunjukkan bahwa persentase hotel dan restoran yang menghidangkan pempek sekitar 44,4-66,7 persen. Seiring dengan penerimaan masyarakat yang kian meluas, tentu saja jumlah restoran penjual pempek kian bertambah dari waktu ke waktu.

Pempek merupakan makanan tradisional masyarakat Palembang yang terbuat dari bahan dasar daging ikan giling dan tepung tapioka. Pempek memiliki citarasa khas dan disukai masyarakat, memiliki nilai ekonomi dan gizi yang cukup tinggi. Kandungan gizi utama pada pempek adalah protein, lemak, dan karbohidrat yang diperoleh dari ikan dan tepung tapioka. Kandungan gizi lainnya berupa vitamin dan mineral.

Perbandingan ikan, air, tepung tapioka, dan garam sangat berpengaruh terhadap nilai gizi, rasa, warna, kekenyalan, serta karakteristik lainnya. Penggunaan ikan akan mempengaruhi citarasa dan aroma makanan ini.

Penggunaan ikan yang semakin banyak akan meningkatkan kadar lemak, protein, dan rasa enak pempek, tetapi tentu saja harganya menjadi lebih mahal. Pempek yang dijual murah biasanya terbuat dari tepung kanji yang ditambahkan penyedap rasa, tanpa menggunakan ikan. Jenis ini di Palembang disebut sebagai pempek dos.

Komposisi zat gizi pempek berbeda-beda menurut jenis serta bahan baku ikan yang digunakan. Pempek kapal selam memiliki kadar protein, lemak, dan vitamin A lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya karena adanya penambahan telur di dalamnya.

Pempek dalam porsi lengkap memiliki kandungan zat gizi yang lebih baik dibandingkan dalam bentuk satuan. Komposisi gizi pempek juga berbeda-beda menurut daerah asalnya

Mengingat demikian khas citarasa dan cukup tingginya kadar gizi pempek, maka tidak ada alasan bagi Anda untuk tidak mencobanya. Mengapa tidak dimulai dari sekarang?


dijual per paket dengan harga 50 ribu, 75 ribu, dan 100 ribu

posted by Abenk